Menteri PUPR Lantik Hermanto Dardak Sebagai Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia
Jakarta,-Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melantik Kepala
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Hermanto Dardak sebagai Ketua
Umum Pengurus Pusat Persatuan Insinyur Indonesia (PII) beserta pengurus
lainnya, di Auditorium PUPR, Selasa malam (16/2).
Usai melakukan
pelantikan disertai pembacaan Kode Etik Insinyur Indonesia atau “Catur
Karsa Sapta Dharma Insinyur Indonesia”, Basuki berharap pengurus PII periode
2015-2018 ini dapat meningkatkan jumlah peminat yang ingin mendapatkan gelar
insinyur di setiap Perguruan Tinggi. Tidak hanya itu Basuki juga berharap PII
juga dapat lebih meningkatkan kualitas para insinyur di tanah air. Apalagi saat
ini program kerja Kabinet Kerja difokuskan pada pembangunan infrasruktur baik
di bidang PUPR, juga infrastruktur terkait ketahanan pangan, sumber daya alam
dan gas, pariwisata, dan telekomunikasi.
Ditambah lagi, saat
ini merupakan era kompetensi dengan para ahli dari luar negeri setelah
diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). “Disinilah PII
berperan. Oleh karenanya PII harus ada strategi dalam rangka meningkatkan
kualitas insinyur di Indonesia dalam mendukung pembangunan infrastruktur. Kita
dalam era kompetensi dengan para ahli dari luar negeri,” ucapnya.
Lebih lanjut Basuki
menjelaskan saat ini Kementerian PUPR sedang mengerjakan pembangunan dan
renovasi infrastruktur yang cukup mendesak untuk persiapan Asian Games, yakni renovasi venue
di Geloro Bung Karno (GBK) dan pembangunan perkampungan atlet, di Kemayoran
Jakarta dan Jaka Baring Palembang. Basuki optimis dapat mencapai target
penyelesaiannya proyek tersebut pada akhir 2017 mendatang, karena mendapat
dukungan tenaga ahli yang handal baik dari PII maupun dari Ikatan Arsitek
Indonesia (IAI). “Keinginan Presiden jelas, kondisi GBK akan yang lebih
baik setelah di revonasi, untuk 25 hingga 50 tahun ke depan,” ungkap
Basuki.
Hermanto Dardak dalam
kata sambutannya menyatakan sebagai mitra pemerintah, PII senantiasa memberikan
masukan yang akan menjadi nilai tambah baik yang telah dilakukan atau yang akan
dilakukan dalam pelaksanaan pembangunan nasional. “Dalam era kompetisi saat ini
dukungan profesionisme insinyur diperlukan, agar semua kawasan di Indonesia
semakin kompetitif untuk menghadapi MEA tersebut,” tutur Dardak.
Terkait MEA menurut
Dardak, PII sudah melakukan persiapan sejak tahun 1995, di mana pada saat itu
PII memiliki tim sertifikasi insinyur yang profesional yang melakukan
kegiatan alih sistem dari para ahli engineer di Australia.
“Pada waktu itu kita melakukan survei dan mempertimbangkan bahwa sistem dari
para ahli di Australia diakui lebih 30 negara, model yang diterapkan mereka
sesuai dengan yang sudah dilakukan seorang insinyur. Sertifkasi ini sudah
diakui di ASEAN (Association of
Southeast Asian Nations ,red) dan APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation,red).
Ini modal awal PII dan tinggal proses administrasi saja dari pengakuan itu,”
ungkap Dardak.
Saat ini organisasi
yang telah berusia 64 tahun ini telah dipayungi oleh Undang-Undang No.11 Tahun
2014 tentang Keinsinyuran. Dengan
undang-undang tersebut ia berharap dapat meningkatkan profesionalisme 750 ribu
insinyur di Indonesia. Dardak juga menyatakan dirinya akan berupaya
meningkatkan jumlah insinyur di Indonesia agar dapat memberikan kontribusi bagi
pembangunan nasional. Sebelum
acara pelantikan Pengurus Pusat, sebagai Ketua Umum PII, Hermanto Dardak
melantik pengurus Badan Kejuruan Teknik Sipil, Badan Kejuruan Teknik Fisika,
Badan Kejuruan Teknik Industri, serta insinyur profesional. (Hen)
Tidak ada komentar: